Waktu yang sebentar untuk
mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan. Kamu mungkin ada disitu, tapi
bukan kamu yang seharusnya. Perbedaan memang indah, bisa saling
melengkapi dan mengisi kosong satu sama lain. Perbedaan mengajarkan kita
tentang warna warni dunia. Memberitahu kita kalau ada banyak hal lain yang
menarik dan tidak, tapi perbedaan juga yang memaksa kita untuk harus memilih.
Hidup itu pilihan kawan!
Kamu pernah ada dalam pilihan itu,
pilihan yang menarik. Saat ada kamu semuanya berubah. Kamu mengajarkan ku
banyak hal tentang perbedaan, menunjukan sesuatu yang berbeda.
Setiap hari aku coba untuk semakin
mengenalmu dalam diam, memperhatikan semuanya tentang kamu. Taukah apa yang
membuat mu istimewa? Karna kamu adalah jawaban dari “Bahagia itu sederhana”.
Sesederhana itu kamu bisa membuat ku tersenyum tanpa alasan saat bisa
melihatmu. Cara mu berjalan, menatap, tersenyum, berbicara, tertawa, semuanya
yang membuatku semakin nyaman ada di dunia mu.
Kamu mengajari ku ‘Jangan pernah
takut dengan perbedaan, karna perbedaan itu lah yang akan membuat kita di kenal
orang’. Tapi kadang perbedaan itu juga yang harus kita takuti.
Aku melihat mu dari sudut pandang
yang lain, perbedaan itu semakin jelas. Aku terlalu nyaman mengilustrasikan
dunia kita. Tak tau apa namanya, aku merasa sulit untuk keluar dari zona ini.
Kamu adalah pilihan yang aku takuti.
Tapi aku tidak pernah menyesal pernah memilih kamu untuk menjadi khayalan masa
depan ku. Kita pernah ada dikhayalan itu, sebelum dihancurkan dengan satu
perbedaan yang tidak pernah kita perdulikan. Selama ini kamu mengisi kosong ku
dengan dunia mu, kamu membagi dunia itu bersama ku. Aku seperti nyata disana.
Tapi tetap ada yang kurang. Rasanya tak lengkap. Hati ku memang disana, tapi
berada ditempat yang salah.
Aku ingin menempatkan diri di posisi
yang tepat untukmu, tapi tidak akan pernah bisa. Ia tak pernah mengerti
bagaimana cinta ternyata justru membuat seseorang merasa kurang. Mungkin
terlalu sederhana,sampai kita lupa kalau perbedaan itu ada.
Aku ingat saat pertama kali kita
bertemu. Pertama kali aku menyapakan kata ‘hai’ padamu. Pertama kali aku
mengarahkan pandangan ku tanpa henti saat pertama kali kita berhadapan, dan
pertama kali aku merasakan getaran dihati.
Tapi, kenapa dia? Kenapa harus
dengan nya Tuhan?! Bahkan kita terlalu berbeda untuk bersama. Cinta memang bisa
membuat siapa pun menjadi liar. Perasaan ini terlalu istimewa untuk di
ungkapkan, semacam ilustrasi semu yang tak pernah terlihat jelas.
Mungkin aku hanya mampir sebentar di
ingatanmu, seorang figuran. Tapi di ingatan ku, kamu menjadi sorot utama pada
semua adegan. Kamu menjadi figur yang paling penting disana. Namun, seketika
itu semua hilang. Kita bukan lagi anak kecil yang ingin membahagiakan diri
sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kita nggak mungkin terus berpura-pura
tidak tau, padahal kita mengerti ada yang salah disitu. Membiarkan sesuatu
berakhir bukan berarti tidak berjuang, Tetapi memahami bahwa ada awal baru yang
lebih baik akan datang. Memahami kalau ada perbedaan yang tidak bisa jadi sama.
Memahami akan ada ‘Kita’ yang baru nanti. Aku akan terus ada di sana. Di jalan
ku. Dan kamu pun begitu, ada di jalan mu. Berusaha menyatukan dunia itu memang
tidak gampang, untuk mendeskripsikan ‘kita’ dalam satu perbedaan”.
Ini bukanlah ucapan selamat tinggal,
tapi ini adalah awal untuk memulai kata ‘Hai’ yang berbeda. Carilah seorang
yang bisa melengkapi mu seutuhnya. Dan jelas itu tak akan pernah menjadi aku.
Hubungan ini nggak akan berakhir sekarang kalau saja perbedaan itu nggak pernah
ada. Tapi mau salahkan siapa?
Dunia itu sudah hilang. Lalu mungkinkah
sesekali saja kau ingat bahwa aku pernah menjadi bagian dalam tengah tawamu,
dan ceria hari-harimu? Walaupun kamu tidak lama ada disini tapi kamu selalu ada
disini. Aku ingin mulai membagi dunia ku dengan mu, karna bersama mu semuanya
terasa nyata. Bebas. Perbedaan itu menjadi hal biasa. Tapi setelah menjauh
darimu aku merasa seperti melepas beban berat yang terus menahanku saat ada
kamu. Aku merasa berada dalam posisi yang tepat tidak bersama mu. Aku seperti
berhasil memecahkan dinding kaca yang sangat tebal dan keluar dari lingkaran
yang berdeba itu. Memang bukan hanya mereka yang menentang. Tapi juga
kenyataan, yang tidak akan pernah memberi kesempatan kita bersama lebih lama
lagi dalam satu ikatan. Kita seperti terlalu memaksakan sesuatu yang harusnya
tidak pernah ada. Begitu salah nya kah kita saat itu?! Dua orang yang secara
tak sengaja di pertemukan dalam satu tempat dan waktu yang sama. Aku yakin itu
bukan ketidak sengajaan saja. Semua terjadi dengan satu alasan kan? Tapi apa??
Alasan apa yang sebenarnya ada diantara pertemuan kita?! Bahkan aku hanya
melihat perbedaan disana.
Kamu adalah pilihan yang salah,
perbedaan yang seharusnya tak ku pilih. Aku sudah membiarkannya masuk terlalu
dalam untuk mengenal mu. Memang terlalu banyak hal yang nggak pernah bisa kita
jelasin lewat media apapun, apalagi soal perasaan. Terlalu mudah untuk
memotivasi seseorang, tapi butuh waktu yang lama untuk bisa memotivasi diri
sendiri.
Begitupun dengan aku sekarang. Yang
masih sibuk mencari cara untuk bisa melupakan mu. Melupakan Kita. Mencari arti
kata ‘Move On’! yang buat sebagian orang adalah cara dimana kita bisa melupakan
dia dengan jatuh cinta lagi. Tapi, tau kah kamu? Rasanya nggak akan ada lagi
‘Kita’ yang sama kalau aku coba memulai dengan orang lain.
Ternyata kamu pun begitu. Sama hal
nya dengan orang-orang itu. Selekas itu kah melupakan kebersamaan Kita dulu?
Atau hanya sandiwara mu yang ingin mencoba bangkit dari rasa sakit itu?!
Mungkin ini bukan menjadi perpisahan
yang baik-baik saja. Tapi akan lebih sulit untuk pergi dengan cara yang manis.
Kamu terlalu membuat ku kuat untuk mempertahankan yang seharusnya tidak. Aku
memang tak pandai berkata-kata untuk memberitahu mu bagaimana berharganya waktu
yang pernah kita bentuk bersama. Aku terlalu kaku untuk mengatakan betapa
beruntungnya aku mencintai mu, dan bagaimana takutnya aku untuk mengakhiri
perasaan ini. Tapi aku terlalu bodoh untuk tetap mempertahankan Kita. Perasaan
ini hanya akan membawa kita pada masalah-malasalah yang nggak akan pernah ada
habisnya. Aku mulai menjauh semenjak hari itu. Mencoba acuh. Salah satu hal
tersulit yang aku lakukan untuk menahan perasaan ini.
Mungkin lebih baik melihat mu
bersama orang lain sekarang, daripada harus melihat kesendirian mu yang masih
membuat ku berharap. Bertahanlah pada pilihanmu, begitu juga aku. Kita
sama-sama memainkan peran, tapi tak akan bertemu di panggung yang sama.
Sekarang kita saling berjauhan.
Bahkan terlalu canggung untuk menggunakan kata ‘Teman’.
Cinta memang nggak harus saling
memiliki. Ya, aku merasakannya.
Kamu mengajari ku banyak hal.
Mengenalkan ku pada dunia yang jelas berbeda. Sekarang sudah saat nya aku
belajar dengan perbedaan yang lain lagi, tidak ada kamu disana. tapi aku yakin
akan menjadi pengalaman menarik lainnya. Kamu adalah masa lalu ku, guru
terhebat, pelajaran yang mengubah cara berfikir ku dan membuat ku paham untuk
tidak memilih sesuatu yang salah lagi.
Cinta akan datang pada siapapun
tanpa mereka minta, tapi terkadang kita tidak menempatkannya dengan baik.
Sekarang aku masih penasaran kenapa perbedaan itu ada?!
Karna kamu satu-satu nya orang yang
memberitahu ku, kalau perbedaan itu’tidak’ indah.